Yang dimaksud dengan komponen jaringan distribusi atau sering disebut dengan Material Distribusi adalah semua komponen yang terpasang pada konstruksi jaringan distribusi. Untuk material distribusi Saluran Udara Tegangan Menengah ( SUTM ), terdiri dari 2 bagian yaitu : Material Distribusi Utama (MDU) dan material pelengkap.
MDU tersebut fungsinya sangat penting pada konstruksi jaringan tegangan menengah, sehingga merupakan bagian yang tidak bisa tergantikan. Sedangkan material pelengkap adalah bagian pelengkap atau assesories untuk menunjang pemasangan material distribusi utama pada suatu konstruksi jaringan tegangan menengah.
MATERIAL DISTRIBUSI UTAMA ( MDU )
TIANG LISTRIK
Sebagai penyangga kawat agar berada di atas tiang dengan jarak aman sesuai dengan ketetentuan yang berlaku. Tiang listrik terbuat dari bahan yang kuat untuk menahan beban tarik maupun tekan yang berasal dari kawat penghantar ataupun tekanan angin.Bahannya tiang Listrik terdiri dari :
Tiang besi : Terbuat dari bahan baja ( steel ) terdiri dari 2 atau 3 susun pipa dengan ukuran berbeda bagian atas lebih kecil dari bagian di bawahnya, setiap pipa disambung, bagian yang lebih kecil dimasukkan ke dalam bagian yang lebih besar sepanjang 50 cm, pengyambungan menggunakan sistem pen dan las.
Tiang beton : Terbuat dari bahan campuran semen, pasir dan batu split, dicor dengan kerangka besi baja. Bentuk tiang beton ada 2 ( dua ) macam, yaitu berbentuk profil H dan berbentuk bulat. Tiang berbentuk profil H konstruksi kerangka besi yang diregangkan dengan kekuatan tertentu sesuai dengan kekuatan tiang listrik, dicor dengan bahan campuran beton menggunakan cetakan. Bahan campuaran beton di press sampai padat pada cetakannya, dipanasi beberapa saat sampai mengeras
Tiang kayu : Terbuat dari kayu yang tahan perubahan cuaca ( panas, hujan) dan tidak mudah rapuh atau lapuk oleh bahan-bahan lain yang ada didalam tanah, tidak dimakan rayap atau binatang pangerat. Nama kayu yang banyak dipakai menjadi tiang antara lain kayu rasamala. Pada saat ini tiang kayu sudah jarang digunakan lagi dengan alasan ekonomis, yaitu tiang dari bahan beton lebih murah harganya.
Tiang besi : Terbuat dari bahan baja ( steel ) terdiri dari 2 atau 3 susun pipa dengan ukuran berbeda bagian atas lebih kecil dari bagian di bawahnya, setiap pipa disambung, bagian yang lebih kecil dimasukkan ke dalam bagian yang lebih besar sepanjang 50 cm, pengyambungan menggunakan sistem pen dan las.
Tiang beton : Terbuat dari bahan campuran semen, pasir dan batu split, dicor dengan kerangka besi baja. Bentuk tiang beton ada 2 ( dua ) macam, yaitu berbentuk profil H dan berbentuk bulat. Tiang berbentuk profil H konstruksi kerangka besi yang diregangkan dengan kekuatan tertentu sesuai dengan kekuatan tiang listrik, dicor dengan bahan campuran beton menggunakan cetakan. Bahan campuaran beton di press sampai padat pada cetakannya, dipanasi beberapa saat sampai mengeras
Tiang kayu : Terbuat dari kayu yang tahan perubahan cuaca ( panas, hujan) dan tidak mudah rapuh atau lapuk oleh bahan-bahan lain yang ada didalam tanah, tidak dimakan rayap atau binatang pangerat. Nama kayu yang banyak dipakai menjadi tiang antara lain kayu rasamala. Pada saat ini tiang kayu sudah jarang digunakan lagi dengan alasan ekonomis, yaitu tiang dari bahan beton lebih murah harganya.
Ketentuan yang harus dipenuhi pada tiang listrik adalah :
Beban kerja tiang listrik
ialah beban yang diijinkan terhadap suatu tiang listrik, sehingga tiang tersebut mampu menahan beban tersebut secara terus menerus. Letak beban kerja 20 cm dibawah puncak tiang, dan tiang dalam keadaan terpasang kuat dengan kedalaman tanam pada pangkal tiang yaitu 1/6 x panjang tiang listrik tersebut. Beban kerja dinyatakan dalam satuan DaN (deca newton) seperti daN 156, daN 200, daN 400 dan lainya.
Kekuatan puncak tiang listrik
kekuatan puncak tiang ditentukan oleh konstruksi dan ukuran tiang sedang gaya yang bekerja ditentukan oleh berat dan gaya tarik hantaran.
Penandaan Tiang listrik
Tanda pengenal tiang menyatakan : panjang, beban kerja, kode pabrik dan nomor seri produksi, terletak bagian bawah tiang 1,5 m diatas garis tanah, contoh 9 m / 200 d a N Bp – 234.
TRAVERS (Cross – Arm)
Berfungsi untuk tempat pemasangan isolator. Beberapa konstruksi SUTM di indonesia travers tidak diperlukan dikarenakan isolator langsung dipasang pada tiang. Bahannya dari besi baja dilapisi galvanis berbentuk kanal U berukuran 10 x 5 x 5 cm dengan ketebalan 5 mm atau berbentuk persegi panjang berukuran 7,5 x 7,5 x 7,5 x 7,5 cm dengan , ketebalan 5 mm.
Berdasarkan besarnya sudut tarikan kawat ukuran panjangnya travers dibedakan menjadi 3 yaitu:
Panjang 1800 mm untuk sudut tarikan dari 00 s/d 180
Panjang 2662 mm untuk sudut tarikan dari 180 s/d 600
Panjang 2500 mm untuk sudut tarikan dari 600 s/d 900
Pemasangan travers pada tiang diikat dengan klem dan mur-baut, tetapi pada tiang beton tidak diperlukan klem, karena lubang baut sudah tersedia pada tiang beton. Untuk menjaga agar travers tidak miring setelah dibebani isolator dan kawat, maka dipasang konstruksi berupa besi penyangga atau berupa plat simpul.
Berdasarkan besarnya sudut tarikan kawat ukuran panjangnya travers dibedakan menjadi 3 yaitu:
Panjang 1800 mm untuk sudut tarikan dari 00 s/d 180
Panjang 2662 mm untuk sudut tarikan dari 180 s/d 600
Panjang 2500 mm untuk sudut tarikan dari 600 s/d 900
Pemasangan travers pada tiang diikat dengan klem dan mur-baut, tetapi pada tiang beton tidak diperlukan klem, karena lubang baut sudah tersedia pada tiang beton. Untuk menjaga agar travers tidak miring setelah dibebani isolator dan kawat, maka dipasang konstruksi berupa besi penyangga atau berupa plat simpul.
ISOLATOR
Fungsi utamanya adalah sebagai penyekat listrik pada penghantar terhadap penghantar lainnya dan penghantar terhadap tanah. Tetapi karena penghantar yang disekatkan tersebut mempunyai gaya mekanis berupa berat dan gaya tarik yang berasal dari berat penghantar itu sendiri, dari tarikan dan karena perubahan akibat temperatur dan angin, maka isolator harus mempunyai kemampuan untuk menahan beban mekanis yang harus dipikulnya. Untuk penyekatan terhadap tanah berarti mengandalkan kemampuan isolasi antara kawat dan batang besi pengikat isolator ke travers, sedangkan untuk penyekatan antar fasa maka jarak antara penghantar satu dengan yang dilakukan adalah memberi jarak antara isolator satu dengn lainnya dimana pada kondisi suhu panas sampai batas maksimum dan angin yang meniup sekencang apapun dua penghantar tidak akan saling bersentuhan.
Bahan isolator untuk SUTM adalah porselin / keramik yang dilapisi glazur dan gelas, tetapi yang paling banyak adalah dari porselin ketimbang dari gelas, dikarenakan udara yang mempunyai kelembaban tinggi pada umumnya di Indonesia isolator dari bahan gelas permukaannya mudah ditempeli embun. Warna isolator pada umumnya coklat untuk bahan porselin dan hijau-bening untuk bahan gelas.
Konstruksi Isolator pada umumnya dibuat dengan bentuk lekukan- lekukan yang bertujuan untuk memperjauh jarak rambatan, sehingga pada kondisi hujan maka ada bagian permukaan isolator yang tidak ditempeli air hujan.
Berdasarkan beban yang dipikulnya isolator dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Isolator tumpu ( pin insulator )
Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat penghantar, jika penghantar dipasang di bagian atas isolator ( top side ) untuk tarikan dengan sudut maksimal 2 ° dan beban tarik ringan jika penghantar dipasang di bagian sisi ( leher ) isolator untuk tarikan dengan sudut maksimal 18 ° . Isolator dipasang tegak-lurus dii atas travers.
Isolator tarik ( Strain insulator )
Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat penghantar ditambah dengan beban akibat pengencangan ( tarikan ) penghantar, seperti pada konstruksi tiang awal / akhir, tiang sudut , tiang percabangan dan tiang penegang. Isolator dipasang di bagian sisi Travers atau searah dengan tarikan penghantar. Penghantar diikat dengan Strain Clamp dengan pengencangan mur – bautnya. Isolator jenis ini pada sebagian konstruksi SUTM di Jawa Barat dipakai juga untuk tarikan lurus atau sudut kecil yang dipasang menggantung di bawah travers dan sebagai pengikat penghantarnya digunakan suspension clamp seperti pada konstruksi SUTT
Isolator telor
Berfungsi untuk menyekat kawat penahan tiang antara kawat bagian atas dan kawat bagian bawah. Selain harus mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, isolator ini harus mampu menahan tarikan kawat sebagai penahan tiang dari kemiringan. Kawat diikatkan keisolator menggunakan preformed spiral grip, yaitu bahan jadi yang pemasangannya dengan cara mengaitkan ke lubang isolator dan pada kawat tinggal membelitkannya.
Bahan isolator untuk SUTM adalah porselin / keramik yang dilapisi glazur dan gelas, tetapi yang paling banyak adalah dari porselin ketimbang dari gelas, dikarenakan udara yang mempunyai kelembaban tinggi pada umumnya di Indonesia isolator dari bahan gelas permukaannya mudah ditempeli embun. Warna isolator pada umumnya coklat untuk bahan porselin dan hijau-bening untuk bahan gelas.
Konstruksi Isolator pada umumnya dibuat dengan bentuk lekukan- lekukan yang bertujuan untuk memperjauh jarak rambatan, sehingga pada kondisi hujan maka ada bagian permukaan isolator yang tidak ditempeli air hujan.
Berdasarkan beban yang dipikulnya isolator dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
Isolator tumpu ( pin insulator )
Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat penghantar, jika penghantar dipasang di bagian atas isolator ( top side ) untuk tarikan dengan sudut maksimal 2 ° dan beban tarik ringan jika penghantar dipasang di bagian sisi ( leher ) isolator untuk tarikan dengan sudut maksimal 18 ° . Isolator dipasang tegak-lurus dii atas travers.
Isolator tarik ( Strain insulator )
Beban yang dipikul oleh isolator berupa beban berat penghantar ditambah dengan beban akibat pengencangan ( tarikan ) penghantar, seperti pada konstruksi tiang awal / akhir, tiang sudut , tiang percabangan dan tiang penegang. Isolator dipasang di bagian sisi Travers atau searah dengan tarikan penghantar. Penghantar diikat dengan Strain Clamp dengan pengencangan mur – bautnya. Isolator jenis ini pada sebagian konstruksi SUTM di Jawa Barat dipakai juga untuk tarikan lurus atau sudut kecil yang dipasang menggantung di bawah travers dan sebagai pengikat penghantarnya digunakan suspension clamp seperti pada konstruksi SUTT
Isolator telor
Berfungsi untuk menyekat kawat penahan tiang antara kawat bagian atas dan kawat bagian bawah. Selain harus mempunyai tahanan isolasi yang tinggi, isolator ini harus mampu menahan tarikan kawat sebagai penahan tiang dari kemiringan. Kawat diikatkan keisolator menggunakan preformed spiral grip, yaitu bahan jadi yang pemasangannya dengan cara mengaitkan ke lubang isolator dan pada kawat tinggal membelitkannya.
KAWAT PENGHANTAR atau KONDUKTOR
Berfungsi untuk menghantarkan arus listrik. Penghantar untuk saluran udara biasanya disebut kawat yaitu peghantar tanpa isolasi ( telanjang ), sedangkan untuk saluran dalam tanah atau saluran udara berisolasi biasanya disebut dengan kabel.
Penghantar yang baik harus mempunyai kriteria :
Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
Kekuatan Tarik Tinggi
Fleksibilitas Tinggi
Ringan
Tidak Rapuh
Untuk mendapatkan penghantar dengan persyaratan di atas dan ditijau dari segi ekonomis masih menguntungkan, maka bahan penghantar yang bnyak digunakan sebagai saluran tenaga listrik adalah logam aluminium dan tembaga. Untuk penghantar ukuran kecil penghantar bisa terdiri hanya satu kawat, tetapi untuk ukuran yang besar terdiri beberapa kawat yang dipilin menjadi satu.Hal itu selain untuk keperluan kelenturan, maka kuat tarik dan daya hantar akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan penghantar yang hanya terdiri dari satu kawat.
Logam Murni
BCC (Bare Copper Conductor)
AAC (All Aluminium Conductor)
Logam Campuran
AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)
Logam Paduan
Copper Clad Steel (Kawat Baja Berlapis Tembaga Aluminium Clad Steel)
Material Sambungan Penghantar
Joint Sleeve (Berfungsi untuk menyambung kawat)
Repair Sleeve (Berfungsi untuk memperkuat kembali kawat yang sebagian seratnya ada yang putus)
Parallel Groove Clamp (Berfungsi untuk menyambung kawat tetapi tidak ada beban tarikan)
Taping Clamp (Berfungsi untuk penyadapan dari saluran ke peralatan listrik lainya)
Penghantar yang baik harus mempunyai kriteria :
Konduktivitas / Daya Hantar Tinggi
Kekuatan Tarik Tinggi
Fleksibilitas Tinggi
Ringan
Tidak Rapuh
Untuk mendapatkan penghantar dengan persyaratan di atas dan ditijau dari segi ekonomis masih menguntungkan, maka bahan penghantar yang bnyak digunakan sebagai saluran tenaga listrik adalah logam aluminium dan tembaga. Untuk penghantar ukuran kecil penghantar bisa terdiri hanya satu kawat, tetapi untuk ukuran yang besar terdiri beberapa kawat yang dipilin menjadi satu.Hal itu selain untuk keperluan kelenturan, maka kuat tarik dan daya hantar akan menjadi lebih besar dibandingkan dengan penghantar yang hanya terdiri dari satu kawat.
Logam Murni
BCC (Bare Copper Conductor)
AAC (All Aluminium Conductor)
Logam Campuran
AAAC (All Aluminium Alloy Conductor)
Logam Paduan
Copper Clad Steel (Kawat Baja Berlapis Tembaga Aluminium Clad Steel)
Material Sambungan Penghantar
Joint Sleeve (Berfungsi untuk menyambung kawat)
Repair Sleeve (Berfungsi untuk memperkuat kembali kawat yang sebagian seratnya ada yang putus)
Parallel Groove Clamp (Berfungsi untuk menyambung kawat tetapi tidak ada beban tarikan)
Taping Clamp (Berfungsi untuk penyadapan dari saluran ke peralatan listrik lainya)