Jaringan Tegangan Menengah SUTM Syarat dan Ketentuannya


Jaringan Tegangan Menengah SUTM Syarat dan Ketentuannya

Jaringan Tegangan Menengah SUTM Syarat dan Ketentuannya

  1. Penghantar udara telanjang yang di pasang, direntangkan diatas tiang penyangga dengan isolator penunjang.
  2. Persilangan saluran udara dengan saluran telekomunikasi dengan jarak :a. Penghantar telanjang berjarak 1 meter, bersilangan 1 meter. b. Penghantar berisolasi berjajar 1 meter, bersilangan 1 meter.
  3. Pemasangan saluran udara TM dengan saluran telekomunikasi harus lebih besar dari jarak 2,5 meter.4.Pemasangan pada satu tiang saluran udara TM dengan saluran udara TR (underbuilt) pada setiap 3 tiang harus di pasang penghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar netral.
  4. Jarak aman saluran udara terhadap bagian yang terhubung dengan bumi adalah minimum 5 cm + 2/3 x kV sistem.
  5. Jarak antara 2 penghantar saluran udara TM (20 kV) minimal 60 cm.
  6. Jarak minimum lendutan penghantar terhadap tanah adalah 6 meter. a. (menurut PUIL-2000, cukup 5 meter).
  7. Penghantar udara yang dipakai adalah dari jenis-jenis :a. Hantaran tak berisolasi : A2C, ABC, ACSR.b. Hantaran kabel : Kabel pilin TM, Kabel inti tunggal (full atau halfinsulated) c ukuran : 25 mm², 50 mm², 70mm², 120 mm², 150mm²,187, 5 mm², 240 mm².
  8. Tiang yang dipakai adalah dari jenis tiang besi, tower, besi dengan ukuran panjang 11 m, 12 m, 13 m, 15 m dan dengan kekuatan 350 daN,500 daN, 800 daN.
  9. Isolator yang dipakai adalah : a. Jenis penopang PIN/PIN post/ post isolator untuk tiang tengah. b. Jenis isolator penegang, umbrella tipe/model payung-piring atau long rod non puncher. c. Jenis TOEI isolator untuk kawat penegang (guy wire).
  10. Arrester yang dipakai adalah : a. Type 5KA untuk pemasangan pada tiang tengah. b. Type 10 KA untuk pemasangan pada tiang akhir kawat.
  11. Penghantar pentanahan, memakai kawat tembaga tak berisolasi minimal ukuran 35 mm² dengan elektoda batang minimal 3 meter.
  12. Peralatan bantu lain : a. Bending wire/preformed. b. Stainless steelstrap. c. Uclamp, sengkang. d. Link. e. Mur baut galbanized
  13. Tiang ditanam sedalam 1/6 X tinggi tiang
  14. Pemilihan kekuatan tiang a. Besarnya kekuatan tiang dipilih berdasarkan : b. Luas penampang hantaran. c. Sistem jaringan ( 1 fasa, 3 fasa) d. Sudut belokan hantaran e. Fungsi tiang (misalnya tiang seksi) f. Besarnya kekuatan tiang didasarkan atas temperatur maksimum hantaran, tanpa hembusan angin.
  15. Kekuatan tiang seksi. a. Apabila terjadi perubahan luas penghantar pada satu tiang maka besarnya tiang yang dipilih, dihitung dengan cara perbedaan kekuatan tiang, diasumsikan berfungsi sebagai tiang awal masing- masing penghantar.
  16. Lendutan atau sagging menentukan besarnya kekuatan tarik tiang khususnya tiang ujung.
  17. Perhitungan sederhana besarnya lendutan / sagging adalah : a. 40 cm untuk jarak gawang 40 meter,60 cm untuk jarak gawang 50 meter,85 cm untuk jarak gawang 60 meter, dengan catatan Temperatur 20 C, Kekuatan angin 50 km/jam. Angka keamanan 2.
  18. .Untuk tiang lurus (line pole), memakai satu isolator Pin atau sejenis.
  19. Untuk tiang sudut 0 – 15, memakai satu isolator Pin atau sejenis
  20. Untuk tiang sudut 15 – 30 memakai dua isolator Pin atau sejenis.
  21. Untuk tiang sudut diatas 30 memakai dua isolator tarik dengan cross arm minimal panjang 2200 cm.
  22. Untuk pemakaian isolator jenis post insulator, dapat dipakai dengan sudut sampai dengan 15, lebih besar dari 15 memakai 2 isolator tarik (hang isolator).
  23. Elektroda pembumian ditanam 0,3 meter dari titik tanam tiang atau dari sisi luar fondasi.
  24. Terminal sambungan dengan penghantar pembumian disambung 0,2 meter dibawah permukaan tanah.
  25. Sambungan dilakukan dengan mur baut anti korosif / anti karat.

Source : PUIL ESDM

LihatTutupKomentar

Privasi