MATERIAL UTAMA JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JTR atau Jaringan Tegangan Rendah merupakan jaringan distribusi untuk menyalurkan arus listrik yang diawali dari trafo atau transformator distribusi, dan kemudian diteruskan ke sisi konsumen atau pemakai. JTR sering disebut sebagai sistem distribusi sekunder yang memiliki tegangan sebesar 380/220 Volt.
JTR banyak kita jumpai di pinggir jalan raya yang menunjukkan penyaluran listrik dari satu tiang ke tiang lain hingga mencapai kerumah atau pelanggan listrik tersebut. Konstruksi JTR atau jaringan tegangan rendah memiliki beberapa komponen atau material penting dalam menjaga penyaluran arus listrik supaya berjalan lancar dan bekerja sesuai dengan fungsinya.
Konstruksi JTR distribusi saat ini merupakan penyempurnaan dari konstruksi yang sudah lama ada. Awal mula JTR berasal dari Standart Sofrelec, New Jaack, dan Chas T. Main Internasional Inc, yang kini telah diterapkan oleh penyedia listrik utama di Indonesia yaitu Perushaan Listrik Negara atau sering kita singkat menjadi PLN.
Komponen atau material utama pada konstruksi Jaringan Tegangan Rendah (JTR) adalah sebagai berikut :
- Tiang Beton
- Penghantar Kabel Pilin Udara (NFA2Y)
- Penghantar Kabel Bawah Tanah (NYFGBY)
- Perlangkapan Hubung Bagi dengan Kendali
- Tension bracket
- Strain clamp
- Suspension bracket
- Suspension Clamp
- Stainless steel strip
- Stopping buckle
- Link
- Plastic strap
- Joint sleeve Press Type (Al-Al ; Al-Cu )
- Connector press type
- Piercing Connector Type
- Elektroda Pembumian
- Penghantar Pembumian
- Pipa galvanis
- Turn buckle
- Guy-wire insulator
- Ground anchor set
- Steel wire
- Guy-Anchor
- Collar bracket
- Terminating thimble
- U – clamp
- Connector Block
Itulah komponen utama pada JTR atau Jaringan Tegangan Rendah, selain komponen utama masih ada material pendukung lainnya yang membantu komponen utama agar bekerja lebih maksimal.Dari setiap komponen diatas tadi mempunyai spesifikasi masing-masing dan mempunyai standarisasi yang diperbolehkan, dengan berbagai alasan seperti kekuatan tiang, besaran kabel penghantar, jarak antar tiang JTR, semua sudah ada aturannya. kita sebagai pekerja atau pemilik proyek tinggal mengikuti standarisasi yang sudah ada. Agar semua komponen dapat bekerja secara maksimal dan tentukanya aman untuk JTR itu sendiri dan lingkungan sekitarnya.