PENGERTIAN LOSSES TEGANGAN LISTRIK

 

PENGERTIAN LOSSES TEGANGAN LISRIK

PENGERTIAN LOSSES TEGANGAN, LOSSES DAYA, FAKTOR PENYEBAB LOSSES LISTRIK

Pengertian Losses

Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 431/KMK.06/2002 tentang Tata Cara Penghitungan dan Pembayaran Subsidi Listrik pasal 7 ayat 1 sampai 2 menjelaskan bahwa “Losses adalah sejumlah energi yang hilang dalam proses pengaliran energi listrik mulai dari Gardu Induk sampai dengan konsumen.

Apabila tidak terdapat gardu induk, losses dimulai dari gardu distribusi sampai dengan konsumen”.
Losses adalah suatu kondisi atau keadaan dimana jumlah daya yang disalurkan tidak sama dengan daya yang diterima pada sisi penerimaan.
Bertolak dari pendapat dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa losses adalah suatu bentuk kehilangan energi listrik yang berasal dari selisih sejumlah energi listrik yang tersedia dengan sejumlah energi listrik yang terjual. Losses ini diakibatkan oleh dua jenis, yaitu losses teknis dan losses non teknis. Losses teknis yang berupa masalah jaringan dan losses non teknis yaitu ketidak serempakan dalam pencatatan pemakaian atau dalam perhitungan kWh.

Jenis-Jenis Losses Tegangan Listrik

Jenis losses energi listrik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : “Berdasarkan sifatnya, susut (losses) teknis dan non teknis. Berdasarkan tempat terjadinya, susut (losses) transmisi dan (susut) losses distribusi”.

Berdasarkan kutipan di atas maka penjelasannya adalah sebagai berikut:

1. Berdasarkan sifatnya :

a. Losses teknis, yaitu hilangnya energi listrik yang dibangkitkan pada saat disalurkan karena berubah menjadi energi panas. Losses tidak dapat dihilangkan (fenomena alam).
b. Losses non teknis, yaitu hilang energi listrik yang dikonsumsi pelanggan maupun non pelanggan karena tidak tercatat dalam penjualan.

2. Berdasarkan tempat terjadinya :

a. Losses transmisi, yaitu hilangnya energi listrik yang dibangkitkan pada saat disalurkan melalui jaringan transmisi ke gardu induk.
b. Losses distribusi, yaitu hilangnya energi listrik yang didistribusikan dari gardu induk melalui jaringan distribusi ke pelanggan.

Losses Tegangan

Losses tegangan merupakan besarnya tegangan yang hilang pada suatu penghantar. Jatuh tegangan pada saluran tenaga listrik secara umum berbanding lurus dengan panjang saluran dan beban serta berbanding terbalik dengan luas penampang penghantar. Besarnya jatuh tegangan dinyatakan baik dalam persen atau dalam besaran Volt. Besarnya batas atas dan bawah ditentukan oleh kebijaksanaan perusahaan kelistrikan. Jatuh tegangan disebabkan oleh hambatan dan arus. Pada saluran bolakbalik besarnya tergantung dari impedansi dan admintansi saluran serta pada beban dan faktor daya. Besar kecilnya losses tegangan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

1. Tahanan saluran
2. Arus saluran
3. Faktor daya (Cos f)
4. Panjang saluran
5. Titik sambung (konektor)

Dalam penyediaan tenaga listrik, tegangan yang konstan merupakan salah satu syarat utama yang harus dipenuhi. Meminimalisir jatuh tegangan merupakan salah upaya penyedia energi listrik menjaga standar pelayanannya kepada konsumen. Perbaikan tegangan pada jaringan distribusi dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:

1. Trafo pengubah tap
2. Bank kapasitor
3. Penggantian penghantar saluran

Losses Daya

Losses daya listrik merupakan daya yang hilang dalam penyaluran daya listrik dari sumber daya listrik utama ke suatu beban. Rugi daya atau losses daya listrik merupakan daya yang hilang dalam penyaluran daya listrik dari sumber daya listrik utama ke suatu beban, Dalam proses transmisi dan distribusi tenaga listrik seringkali dialami rugi-rugi daya yang cukup besar yang diakibatkan oleh
rugi-rugi pada saluran dan juga rugi-rugi pada trafo yang digunakan. Kedua jenis rugi-rugi daya tersebut memberikan pengaruh yang besar terhadap kualitas daya dan tegangan yang dikirimkan ke sisi pelanggan.

Daya listrik adalah laju hantaran energi listrik yang mengalir pada suatu penghantar. Daya listrik dapat dibagi menjadi tiga, yaitu :
1. Daya Semu
Daya Semu (S) merupakan hasil perkalian tegangan dan arus yang melalui pengahantar.
2. Daya Aktif
Daya aktif atau daya nyata (P) adalah daya listrik yang digunakan untuk menggerakkan/mengoperasikan mesin-mesin listrik atau peralatan listrik lainnya.
3. Daya Reaktif
Daya reaktif (Q) merupakan selisih antara daya semu yang masuk pada penghantar dengan daya aktif pada penghantar tersebut, dimana daya ini berguna untuk pembentukan medan magnet.
Dari penjelasan ketiga daya diatas, maka terbentuklah suatu hubungan antara daya aktif, reaktif dan semu, atau biasa dikenal dengan istilah segitiga daya.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi besar rugi-rugi baik secara langsung maupun tidak langsung dan didalam usaha untuk menurunkan rugi-rugi maka semua faktor tersebut harus mendapatkan perhatian dan dapat dikendalikan.
Ada beberapa macam strategi yang digunakan untuk mengurangi nilai losses daya yang terjadi pada jaringan distribusi, yaitu:
1. Melakukan penggantian penghantar saluran
2. Pemasangan kapasitor
3. Perawatan sambungan
4. Rekonfigurasi jaringan

Faktor yang Mempengaruhi Losses

Penyaluran tenaga listrik sering kali mengalami kendala hilangnya energi atau yang sering disebut dengan losses. Faktor yang mempengaruhi losses dapat berupa faktor dari alat-alat yang dipakai ataupun sebab lain semisal pencurian listrik. Dari beberapa faktor yang menyebabkan losses diantaranya trafo yang mengalami overload, pada jaringan distribusi dan sambungan rumah yang tidak memenuhi SPLN, permasalahan tersebut mengakibatkan timbulnya jatuh tegangan dan susut daya.
Pembuatan makalah ini bermaksud untuk menghitung nilai losses yang terjadi pada sambungan rumah. Sambungan rumah memberikan andil pada losses teknik yang terjadi di PT. PLN (Persero). Penelitian ini supaya nilai losses pada sambungan rumah dapat diminimalkan, dengan memilih konektor yang bagus untuk sambungan rumah.

LihatTutupKomentar

Privasi